Adiel Chrissetia
Published : 04 Maret 2022
Indonesia saat ini sedang bertekad untuk mengurangi emisi karbon dimana negara ini merupakan salah satu penyumbah terbesar emisi gas efek rumah kaca. Emisi gas efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global berasal dari banyak sektor diantaranya penggunaan lahan, pertanian, energi, industri, sampah dan limbah. Berdasarkan penelitian World Resources Intitute Organisation memaparkan bahwa perkiraan meningkatnya emisi gas efek rumah kaca bisa mencapai 50% di antara tahun 2026-2027. Maka dari itu, pemerintah bersama sama dengan organisasi dan sektor bisnis dan industri berusaha untuk mengurangi emisi karbon dengan menajalankan peraturan terkait penanggulangan perubahan iklim.
Indonesia juga merupakan salah satu negara yang mengikuti Paris Agreement. Upaya Indonesia untuk berkomitmen tertera pada mitigasi Nationally Determined Contribution bahwa pemerintah memiliki target untuk mengurangi emisi gas efek rumah kaca 29% dengan tanpa syarat dan 41% dengan beberapa ketentuan yang berlaku di tahun 2030 (UNFCCC 2021). Dalam hal tersebut, pemerintah Indonesia masih terus berupaya dalam mengimplementasikan mitigasi yang sudah ada. Indonesia yang merupakan negara berkembang sedang berusaha untuk mengoptimalkan pengurangan pemakaian energi fosil dan mulai menggunakan energi terbarukan seperti solar panel untuk listrik dan biogas untuk kebutuhan rumah tangga. Info yang tercantum pada website PT Pertamina Power Indonesia yang merupakan perusahaan milik negara menunjukan bahwa pemerintah sudah mulai membangun fasilitas pembangkit tenaga biogas. Hal ini juga mendukung Peraturan Pemerintah Energi Nasional Tahun 2014 dimana Indonesia memiliki tujuan untuk mengimplementasikan 23% energi terbarukan di tahun 2025 dan 31% di tahun 2025.
Reference: